Rabu, 12 November 2008

Sukses Hidup Dengan Ma'rifatullah




Manusia pada dasarnya ingin mengaktualisasikan dirinya menjadi yang terbaik. terkadang untuk menuju impian yang tertinggi harus melalui kesulitan, payah dan lelah-letih. tidak sedikit manusia yang menyerah lantaran patah semangat.
sebagai muslim pantang bagi kita untuk mundur dari perjuangan. karena kita percaya ada pertolongan yang terhebat yang datangnya hanya dri Allah. maka dengan mengenali Allah (ma'rifatullah) lebih dekat, mampu menambah semangat juang kita.
orang yang telah mengenali Allah maka ia akan mampu mengenali hakikat diri. diri ini hanyalah seorang hamba, yang sangat wajar jika patah semangat. namun kita harus tahu bahwa Allah Swt itu wujud. keberadaan Allah tentu tidak akan membiarkan orang-orang beriman berjuang sendiri.
semakin mengenal Allah tentu akan menambah taqarrub kita pada-Nya. padahal tiada makhluk lain yang akan ditolong oleh Allah kecuali ia dekat pada Allah. Mari kita gapai cita-cita kita dengan ma'rfatullah sebagai terminal awal. kita harus yakin bahwa Allah benar-benar ada dengan pemaknaan yang aplikatif. maksudnya yang menjadi patokan keimanan kita adalah kelakuan dan akhlaq diri.

Pentingnya Syahadat di Era Globalisasi

oleh: Sahril Fadli

Umat manusia di dunia ini masih terus diuji oleh Allah SWT. Khususnya
kita yang tinggal di Indonesia pada saat krisis moral. dampak naiknya BBM dan isu terorisme masih belum selesai terungkap. kini muncul Global Warming dan krisis finansial yang menghantam buni pertiwi ini. perlunya kredibilitas yang tinggi serta adanya daya juang yang ditunjang kekuatan spiritual akan membangkitkan kebersamaan dalam menungkatkan kesejahteraan bersama. pondasi dasar yang dimiliki oleh umat muslim khususnya, adalah 2 kalimat syahadat. apa sebenarnya kekuatan syahadatain.

Syahadat memiliki kekuatan yang sangat besar dalam menentukan kualitas keimanan kita sebagai muslim. seseora
ng yang akan masuk Islam diwajibkan mengucapkan 2 kalimat syahadat. mempercayai bahwa tiada Illah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. disini ada 2 sisi yaitu Yang Mengutus dan yang diutus. maka keyakinan yang haq akan membawa kita kepada ketebalan iman yang mutlak sehingga kita tidak akan menjual iman kita demi sesuap makanan atau untuk kepentingan hawa nafsu kita. sebaiknya kita pahami dulu dasar keIslaman kita,
"maka terbu
ktilah kebenaran dan segala sesuatu yang mereka kerjakan sia-sia. Maka mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina" (al-a'raf:118-119)
Pemahaman yang benar
dan diikuti pengaplikasian yang tepat dalam keseharian kita insyaAllah akan membawa kita kepada keridhoan Allah Swt dan kita dijadikan Ahlul jannah (ahli surga)

Sabtu, 08 November 2008

Urgensi Syahadat Di Era Globalisasi
mengagumi ke esaan Allah di tengah kemudahan menggenggam dunia











Di tengah era globalisasi, saat manusia bisa menggenggam dunia dalam secepat detik. manusia selalu menerima informasi yang beragam dari berbagai penjuru dunia. sejak saat itu pula umat Islam mulai kecipratan budaya barat melalui perkembangan teknologi Informasi. bahkan bukan sekedar budaya yang mereka tularkan, tapi lebih dari pada itu. mereka ngotot untuk menyebarkan agama di tengah orang-orang yang sudah beragama. salah satunya melalui pendangkalan aqidah....?

sebagai muslim yang berintelektual, hal tersebut (pendangkalan aqidah) harus kita sadari. apapun posisi kita, wajib hukumnya menjaga keutuhan kalimat "lailahaillallah muhammadarusulullah" hingga mati. baik saat kita kaya atau miskin. dihadapkan kesenangan ataupun kala susah menghimpit.

terjaga dari kemusyrikan sebenarnya bukan hak kita semata. tapi hak seluruh umat, walau mereka tidak menyadarinya. jangan biarkan iman umat ini tergadai oleh supermie.

syahadat adalah pembuktian sekaligus pengakuan ke-esa-an Allah Swt. sayahadat pengakuan kita sebagai mahluk yang butuh pertolongan dariNya. Syahadat sebagai bukti ketidakmampuan kita tanpa bantuan dari Allah. sudahkah kita berrsyahadat dengan sebear-benarnya syahadat...? perlukah kita bertanya pada diri kita sendiri "kenapa saya masih beragama Islam...?"